BPMP Kalteng Dampingi Disdik Barito Timur Evaluasi Pemenuhan G7KAIH di Satuan Pendidikan
Oleh: Paulinus Teensian Mangko
Kegiatan tersebut diikuti oleh tiga bidang, yakni Bidang PAUD dan PNF, Bidang PPSD, serta Bidang PPSMP, untuk membahas hasil analisis instrumen G7KAIH yang telah diisi oleh satuan pendidikan di wilayah tersebut.
Dalam pemaparannya, Garianto menjelaskan bahwa dari 186 sekolah jenjang PAUD, baru 115 sekolah (61,83%) yang telah mengisi instrumen G7KAIH.
“Masih ada 71 sekolah atau sekitar 38,17 persen yang belum mengisi. Namun capaian indikator kebiasaan anak sudah cukup baik, seperti ‘Bangun Pagi’ 79,13%, ‘Beribadah’ 75,65%, dan ‘Berdoa Bersama Sebelum Kegiatan Belajar’ mencapai 90,43%,” ungkapnya.
Sementara pada jenjang SD, dari 147 sekolah, baru 71 sekolah (48,30%) yang telah mengisi instrumen, sedangkan 76 sekolah (51,70%) belum. Adapun capaian indikator kebiasaan anak di SD terlihat cukup tinggi, di antaranya ‘Berolahraga’ 94,37%, ‘Gemar Belajar’ 94,37%, dan ‘Senam Anak Indonesia Hebat’ 98,59%.
Untuk jenjang SMP, dari 33 sekolah, tercatat 28 sekolah (84,85%) telah mengisi instrumen, dan 5 sekolah (15,15%) belum. Hasilnya, indikator ‘Berolahraga’ mencapai 100%, disusul ‘Beribadah’ 96,43%, dan ‘Berdoa Bersama’ 96,43%.
“Sekolah jenjang SD jumlahnya cukup banyak, dan respon setiap sekolah memang berbeda. Ada yang cepat dan proaktif, namun tidak sedikit juga yang masih lamban. Kami akan menekan agar semua sekolah segera mengisi instrumen yang diminta,” ujar Erik.
Sementara itu, Kabid Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (PPSMP), Lia Damayanti, S.Pd., M.M., menegaskan pentingnya koordinasi untuk mempercepat pelaporan.
“Kami akan meminta data nama-nama sekolah yang belum mengisi instrumen agar bisa segera kami hubungi. Tujuannya agar mereka terdorong dan tidak menunda dalam memenuhi instrumen G7KAIH,” ucap Lia.
Dari sisi PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF), Kabid Indriati, S.T., M.M., menjelaskan adanya tantangan tersendiri di lapangan.
“Pemenuhan G7KAIH di jenjang PAUD, khususnya pada lembaga seperti SPS, SKB, dan TPA, memang lebih sulit dibanding TK. Hal ini karena aktivitas mereka tidak selalu berlangsung setiap hari, sehingga berpengaruh pada pelaksanaan kebiasaan harian anak Indonesia hebat,” jelasnya.
Melalui pendampingan ini, diharapkan seluruh satuan pendidikan di Kabupaten Barito Timur dapat memperkuat implementasi G7KAIH secara konsisten, sehingga nilai-nilai kebiasaan baik dapat tumbuh dan menjadi budaya dalam kehidupan peserta didik sejak dini. (PTM)


Komentar
Posting Komentar