Waspada Covid-19 Gelombang Baru: Jangan Ulangi Kesalahan Lama
Oleh: Paulinus Teensian Mangko
Namun, pertanyaannya: akankah kita, sebagai masyarakat, kembali abai setelah merasa “aman”?
Data Kemenkes menunjukkan kabar baik: hanya 3 kasus Covid-19 tercatat pada pekan ke-20, turun drastis dari 28 kasus di pekan sebelumnya. Tapi di balik angka rendah ini, tersembunyi bahaya laten—mobilitas tinggi, lemahnya kedisiplinan protokol kesehatan, serta rasa kebal yang salah kaprah karena sudah divaksin atau karena varian baru dianggap “ringan”.
Kita pernah berada di titik terburuk. Gelombang demi gelombang varian memukul sistem kesehatan, merenggut banyak nyawa, dan membuat ekonomi lumpuh. Jangan sampai rasa lengah hari ini jadi pemicu petaka baru di esok hari.
Peringatan Kemenkes tentang pentingnya protokol dasar seperti mencuci tangan, memakai masker saat batuk pilek, dan vaksinasi booster seharusnya tidak hanya menjadi imbauan seremonial. Ini adalah pengingat serius, bahwa pandemi belum sepenuhnya berlalu—ia hanya mereda. Dan virus, seperti biasa, berevolusi secara senyap.
Perlu dicatat pula bahwa banyak warga Indonesia saat ini kembali aktif bepergian ke luar negeri, baik untuk urusan bisnis, wisata, maupun hiburan. Konser Lady Gaga yang menjadi contoh dalam pernyataan Kemenkes adalah satu dari sekian banyak momentum yang bisa membuka celah transmisi antarnegara.
Sayangnya, masih banyak yang memandang langkah seperti SSHP (SatuSehat Health Pass) sebagai beban administratif belaka. Padahal, sistem ini adalah pagar awal untuk menahan risiko lebih besar.
Kini kita harus bersikap bijak. Pemerintah telah menjalankan perannya dengan cukup responsif. Giliran masyarakat untuk menunjukkan kedewasaan kolektif: menjaga diri, peduli pada sekitar, dan tetap mengikuti arahan kesehatan publik—bukan karena takut, tapi karena sadar.
Karena sejatinya, wabah tidak hanya menular lewat virus. Ia juga menyebar lewat kelengahan massal.

Komentar
Posting Komentar